SEJARAH
INDUSTRI KERAJINAN GRABAH KASONGAN
Kasongan adalah nama sebuah desa
yang terletak di daerah dataran rendah bertanah gamping di Pedukuhan Kajen,
Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, sekitar 8 km ke arah barat daya dari pusat Kota
Yogyakarta atau sekitar 15-20 menit berkendara dari pusat kota Yogyakarta.
Desa Kasongan merupakan sentra
industri kerajinan gerabah. Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah
liat atau tanah lempung. Kawasan ini merupakan wilayah pemukiman para pembuat
barang-barang kerajinan berupa perabotan dapur dan juga beraneka macam
barang-barang sejenisnya yang sebagian besar menggunakan tanah liat sebagai
bahan baku.
Desa Kasongan memang identik dengan
keramik dan gerabah, dan merupakan sentra industri kerajinan keramik/gerabah
paling besar di Yogyakarta. Sebagian besar penduduknya memang bermata
pencaharian sebagai pengrajin keramik dan telah menghasilkan berbagai macam
produk mulai dari dari guci, jambangan, vas bunga, patung hewan, tempat lilin,
dll. Pangsa pasar produk keramik Kasongan hampir delapan puluh persen luar
negeri, antara lain ke Malaysia, Singapura, Korea, Jepang, Amerika Serikat,
Belanda, dll. Dalam perkembangannya Desa Kasongan, yang dulu menjadi tempat
produksi, kini berkembang menjadi tempat pemasaran setelah berdiri kios-kios
show-room.
Jika bertandang ke yogyakarta,
sempatkanlah diri untuk datang ke wilayah ini karena letaknya tidak jauh dari
pusat kota yakni sekitar 8 km ke arah barat daya. Dan untuk mengenal lebih
dekat dengan sentra industri ini, berjalan kaki adalah pilihan terbaik, karena
kita bisa keluar masuk ke bagian-bagian proses pembuatan keramik, mulai dari
pengolahan tanah, pembentukan hingga proses pembakaran dan pewarnaan. Di sini
kita akan melihat puluhan bahkan ratusan keramik yang siap dipasarkan.
Konon pada masa krisis moneter
beberapa waktu yang lalu, pengrajin didaerah ini meraup untung yang besar dari
lonjakan mata uang dollar AS. Harga keramik/gerabah menjadi murah dimata
pembeli luar negeri dan mampu menaikkan ekspor hingga 50-100%. Hal ini tentu
saja memberikan keuntungan yang signifikan bagi pengusaha maupun pemasar
industri keramik/gerabah ini. Permintaan pun juga semakin bervariasi dari
semula yang hanya berupa souvenir dan aksesori rumah tangga meningkat pada
permintaan untuk jenis mebel, seperti meja dan kursi.
Dahulu, pembuatan gerabah di desa
ini terbatas untuk peralatan keperluan rumah tangga, seperti kendi (wadah air
minum), kendil (wadah untuk memasak), gentong (wadah air), anglo (kompor –
tempat pembakaran dengan bahan bakar arang untuk memasak), dan sejenisnya.
Sejalan dengan perkembangan jaman, sekarang ini pembuatan gerabah tidak hanya terbatas pada perabotan rumah tangga saja, namun juga barang-barang lain sejenis yang memiliki nilai jual tinggi di pasaran.
Sejalan dengan perkembangan jaman, sekarang ini pembuatan gerabah tidak hanya terbatas pada perabotan rumah tangga saja, namun juga barang-barang lain sejenis yang memiliki nilai jual tinggi di pasaran.
Asal usul daerah Kasongan menjadi Sentra Industri grabah
Pada masa penjajahan Belanda, salah
satu daerah di sebelah selatan kota Yogyakarta pernah terjadi peristiwa yang
mengejutkan warga setempat, yaitu seekor kuda milik Reserse Belanda ditemukan
mati di atas lahan sawah milik seorang warga. Hal tersebut membuat warga
ketakutan setengah mati. Karena takut akan hukuman, warga akhirnya melepaskan
hak tanahnya dan tidak mengakui tanahnya lagi. Hal ini diikuti oleh warga
lainnya. Tanah yang telah dilepas inipun kemudian diakui oleh penduduk desa
lain. Warga yang takut akhirnya berdiam diri di sekitar rumah mereka. Karena
tidak memiliki lahan persawahan lagi, maka untuk mengisi hari, mereka
memanfaatkan apa saja yang ada di sekitar. Mereka memanfaatkan tanah yang ada,
kemudian mengempal-ngempalnya yang ternyata tidak pecah bila disatukan, lalu
mulai membentuknya menjadi berbagai fungsi yang cenderung untuk jadi barang
keperluan dapur atau mainan anak-anak. Berawal dari keseharian nenek moyang
mereka itulah yang akhirnya kebiasaan itu diturunkan hingga generasi sekarang
yang memilih menjadi perajin keramik untuk perabot dapur dan mainan hingga
kini.